Kita Harus Menyelamatkan Planet Ini Terlebih Dahulu agar Kita Dapat Tinggal

Kamis, 04 November 2010

Kronologi Amukan Merapi Terdahsyat

Ledakan Merapi sungguh-sungguh dahsyat pada Kamis hingga Jumat dinihari hingga menewaskan sedikitnya 54 orang. Bahkan letusan ini disebut terdahsyat sejak 1870.

Berikut ini kronologi musibah yang terus mengancam hingga hari-hari ke depan ini:

Rabu malam 3 November

Badan Geologi tidak bisa lagi bisa menghitung jumlah kegempaan Merapi saking meningkatnya aktivitas. Frekuensi kegempaan, termasuk awan panas, ditulis 'berentetan'.

Kamis 4 November

Kegempaan dan awan panas masih terjadi berentetan.

22.30 WIB

Gemuruh kencang terdengar dari Merapi. Gemuruh didengar hingga jarak 40 km dari Gunung Merapi. Warga mulai panik, terutama yang tinggal di pengungsian.

23.00 WIB

Suara gemuruh terus terdengar dari lereng Gunung Merapi di perbatasan Magelang-Yogyakarta. Gemuruh tersebut diduga berasal dari guguran material dan lahar dingin Merapi.

23.40 WIB

Gemuruh dari dari Gunung Merapi terdengar sangat keras. Setelah bunyi itu, Camat Pakem Budiharjo menginstruksikan pengungsi direlokasi. Pengungsi dari tiga kecamatan langsung dipindahkan.

Jumat 5 Oktober 00.30 WIB

Ratusan pengungsi dari Desa Krinjing yang mengungsi di Kecamatan Dukun, Magelang, yang mengungsi di balai Desa Tlatar, Kecamatan Sawangan, Magelang malam ini dievakuasi menuju balai Desa Deyangan, Kecamatan Mungkit, Magelang yang berjarak 30 km dari puncak merapi.

00.45 WIB

Hujan kerikil mulai dirasakan warga. Setelah gemuruh keras disertai getaran cukup keras dari Gunung Merapi di perbatasan Magelang-Yogyakarta, lereng Merapi dijatuhi hujan kerikil. Ribuan pengungsi berbondong-bondong turun Gunung menuju tempat yang aman.

01.00 WIB

Zona bahaya lereng Gunung Merapi diperluas menjadi 20 Km. Zona bahaya diperluas setelah terjadi gemuruh keras dan hujan kerikil di lereng Merapi. Staff Khusus Presiden Bidang Penanganan Bencana, Andi Arief mendapat laporan dari Kepala Pusat Vulkanolodi dan Mitigasi Bencana Dr Surono soal itu.

01.30 WIB

Hujan kerikil terjadi hingga kawasan UGM yang berjarak sekitar 25 km dari Merapi. Hujan kerikil bahkan dirasakan hingga selatan Yogyakarta yakni Taman Siswa, Sorosutan bahkan hingga Bantul.

02.00 WIB

Puluhan ribu pengungsi letusan Gunung Merapi memadati Stadion Maguwoharjo di Sleman, Yogyakarta. Sementara itu ribuan pengungsi lain tengah berbondong-bondong turun pos pengungsian menuju tempat relokasi pengungsian yang lebih jauh, mendekati pusat kota.

02.30 WIB

Kota Yogyakarta gelap gulita penuh abu vulkanik. Sebagian warga terjaga karena takut terjadi apa-apa. Tebalnya abu membuat proses evakuasi terhambat karena abu menutup kaca-kaca mobil. Jalur evakuasi juga gelap.

03.37 WIB

Korban luka mulai masuk ke RS Sardjito, Yogyakarta. Tak lama kemudian, sejumlah jenazah tiba di rumah sakit.

05.59 WIB

Korban tewas Merapi jadi 40 orang, puluhan lainnya luka-luka bakar sangat gawat. Korban kebanyakan bertempat tinggal di jarak 17 km dari Merapi yang sebelumnya masuk zona aman. Rumah-rumah di Cangkringan terbakar.

07.47 WIB

Bandara Adi Sutjipto ditutup mulai pukul 06.00 WIB - 09.00 WIB. Namun ternyata hingga pukul 11.00 WIB, bandara masih ditutup. Suasana gelap dan hujan abu serta pasir juga terasa di kota-kota selain Sleman seperti Purworejo, Magelang, Kulonprogo, Klaten, Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, hingga Ciamis. Kampus dan sekolah di Yogya libur.

08.38 WIB

SBY akan menggelar rapat khusus soal bencana Merapi pukul 13.30 WIB. Rakor bencana digelar di kantor Menko Kesra Agung Laksono.

09.00 WIB

Situasi di Yogyakarta masih kisruh. Abu vulkanik masih berlanjut. Pengungsi berpindah ke tempat yang lebih jauh dari Merapi seperti GOR Maguwaharjo, UGM, dan Pogung. Pengungsian di kampus UII di Jl Kaliurang yang semula dinyatakan aman, dipindah ke GOR Sleman. Asrama mahasiswa UII juga dikosongkan. Pengungsi semakin merangsek ke pusat Yogyakarta, 30 km dari Merapi.

09.06 WIB

RS Soeradji Klaten merawat 20 korban luka bakar akibat letusan Merapi.

10.00 WIB

Walhi minta SBY menetapkan status bencana nasional untuk Merapi. Korban jiwa hingga saat ini mencapai 54 orang dan 66 orang luka bakar berat.

11.21 WIB

Bandara Adisutjipto memutuskan menutup bandara hingga jam kantor berakhir pada pukul 21.00 WIB. Kapan bandara dibuka lagi, menunggu perkembangan nanti malam hingga besok pagi. (sumber:detik.com)

Leia Mais…

Korban Tewas Letusan Gunung Merapi Bertambah Jadi 13 Orang

Korban tewas akibat letusan Gunung Merapi terus bertambah. Hingga saat ini RS Sardjito sedang melakukan identifikasi terhadap 13 korban tewas yang semuanya berasal dari dusun Argomulyo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.

"Totalnya sampai dengan pukul 06.30 WIB ada 13 mayat yang sudah dibawa ke RS Sardjito dengan rincian 5 mayat laki-laki, 6 perempuan, dan 2 anak kecil. Semuanya warga desa Argomulyo, Cangkringan," ujar anggota tim Basarnas, Aan, kepada detikcom, Jumat (5/11/2010).

Kondisi korban cukup memprihatinkan. Mayotiyas korban terbakar, beberapa kehilangan organ tubuhnya.

"Ada beberapa korban kakinya hilang termasuk seorang ibu dan bayi yang sedang menyelamatkan diri menggunakan motor," ujar Aan.

Sementara itu, petugas PMI yang melakukan evakuasi korban menuturkan awan panas Merapi meloncat. Awan panas menyembur ke langit dan kemudian turun tiba-tiba.

"Karena korbannya melihat ke atas. Arah terbakarnya juga bagian atas saja," ujar petugas PMI yang tidak mau disebutkan namanya ini.

Kondisi desa Argomulyo sendiri sudah seperti desa Mbah Maridjan, Kinahrejo, sesaat setelah dihembus wedhus gembel. "Kondisi Argomulyo seperti Kinahrejo, semuanya hancur tidak bersisa," ujar Koordinator Basarnas, Waluyoraharjo. (sumber:detik.com)

Leia Mais…

Gunung Merapi Meletus Dini Hari, Seorang Anak Tewas Terbakar

Aktivitas Gunung Merapi yang meningkat sejak kemarin sore kembali memakan korban jiwa. Seorang anak kecil tewas dengan luka bakar. Jenazah anak ini sekarang berada di kamar jenazah RS Sardjito, Yogyakarta.

"Ada seorang anak kecil laki-laki meninggal dengan luka bakar, kira-kira umurnya tiga tahun. Tadi baru sampai ke UGD langsung meninggal dunia," ujar petugas jaga forensik RS Sardjito, Pangadi, kepada detikcom, Jumat (5/11/2010).

Pangadi menuturkan, Anak tersebut dibawa ke RS Sardjito bersama kedua orang tuanya. Kedua orang tua anak ini sekarang sedang dirawat di UGD RS Sardjito.

"Orang tuanya masih dirawat di UGD," ujar Pangadi.

Menurut Pangadi, sampai saat ini ada sekitar 20 korban dengan luka bakar dirawat di UGD RS Sardjito. Beberapa diantaranya cukup parah.

"Sekarang ini ada dua puluhan. Ada beberapa yang cukup parah," papar Pangadi.

Pangadi menuturkan, warga yang menderita luka bakar rata-rata adalah warga di daerah yang berada di zona aman. Namun demikian luncuran awan panas dan lahar merapi, menurut informasi yang diperolehnya, terlalu jauh melebihi zona yang sudah ditetapkan.

"Itu batas bahayanya 15 Km tapi menurut warga semalam sampai 22 Km luncurannya," jelasnya. (sumber:detik.com)

Leia Mais…